Gonta-ganti Protokol Diet Karena Tren, Bolehkah?
DokterSehat.Com – Diet tidak sama dengan mengurangi makan atau tidak makan sama sekali selama periode tertentu. Diet adalah pengaturan pola makan dan juga gaya hidup. Jadi, selama Anda mengonsumsi makanan, diet sudah diterapkan meski protokolnya berbeda-beda. Ada yang mensyaratkan lemak tinggi, rendah gula, rendah karbohidrat, hingga rendah garam. Selain itu ada juga pengaturan jam makan.
Diet dilakukan untuk membuat tubuh menjadi sehat atau mendapatkan berat badan ideal. Sayangnya, jenis diet ada banyak dan memiliki klaim yang berbeda. Nah, dengan klaim yang berbeda, bolehkan seseorang mencoba beberapa jenis diet, khususnya yang sedang tren?
Aturan mencoba diet jenis baru
Diet jenis baru yang mulai bermunculan dengan nama-nama unik memang cukup mencengangkan. Dari berbagai testimoni yang ada selalu menunjukkan klaim yang susah ditolak. Namun, Anda tidak boleh langsung mengikuti protokol dietnya, ya. Simak dulu beberapa aturan di bawah ini.
Pastikan dasar saintifik dari diet
Pastikan dasar saintifik dari protokol diet yang akan Anda lakukan. Dasar ini akan memberikan kejelasan mengapa bisa berhasil. Misal diet tipe flexible dieting yang menekankan pada penghitungan makro nutrien dan kalori harian.
Kalau tidak ada dasar sains yang jelas dan hanya berdasarkan pseudosains saja, lebih baik hati-hati. Bisa jadi dietnya hanya sesuai pada pencipta dan beberapa orang saja. Kalau sampai seperti ini akan terjadi gangguan pada tubuh.
Pastikan dietnya cocok atau tidak
Pastikan diet yang akan dijalankan cocok untuk tubuh. Seperti yang dikatakan sebelumnya, tidak semua diet cocok untuk tubuh. Bahkan ada kemungkinan merusak organ. Oleh karena itu cari tahu apakah ada aturan khusus atau tidak.
Kalau Anda merasa tidak cocok dari segi menu dan juga protokol, lebih baik tidak dicoba. Kalau Anda memaksa untuk mencobanya ada kemungkinan tidak konsistensi saat melakukannya
Pastikan Anda tidak sedang diet dengan protokol tertentu
Kalau sedang diet dengan protokol lain, jangan langsung berpindah dan mencobanya. Lebih baik untuk berhenti selama minimal seminggu terlebih dahulu. Biarkan tubuh normal dahulu dan efek dari diet sebelumnya hilang dan tubuh kembali seperti semula.
Setelah tubuh kembali normal, diet dengan protokol baru bisa dilakukan. Kalau Anda belum paham protokolnya, lebih baik dipelajari terlebih dahulu.
Jangan mudah mengganti protokol diet
Jangan mudah mengganti protokol. Beberapa orang memiliki efek yang berbeda-beda saat menjalani diet. Ada yang cepat mendapatkan penurunan berat badan dan ada yang tidak. Oleh karena itu, tunggulah minimal 2 minggu untuk tahu hasilnya.
Kalau dalam dua minggu ada perubahan yang sesuai keinginan, Anda bisa melanjutkannya kembali. Namun, kalau tidak ada efek apa-apa bisa dihentikan.
Segera berhenti kalau ada gangguan pada tubuh
Diet juga memiliki efek samping pada tubuh. Oleh karena itu, selalu perhatikan masalah yang muncul pada tubuh sekecil apa pun. Kalau efek samping memang muncul dan ada cara untuk mengatasinya bisa dilanjut. Namun, kalau tubuh jadi sakit, segera hentikan.
Mengapa diet sering gagal?
Salah satu penyebab mengapa Anda sering gonta-ganti diet adalah kerap gagal. Nah, agar diet bisa berjalan dengan lancar, lakukan beberapa tips berikut ini.
- Patuhi semua protokolnya dengan baik. Jangan sesekali melanggar.
- Jangan terlalu sering mengambil cheating day jika tidak dibutuhkan.
- Selalu fokus dan tidak lirik kiri dan kanan untuk melihat diet lain atau makanan.
- Tidak memiliki teman seperjuangan. Bergabunglah dengan komunitas diet yang dijalankan.
- Tidak bisa mengontrol dan menakar makanan yang disantap.
- Tidak berolahraga. Meski termasuk opsional, dengan berolahraga, Anda bisa mempercepat penurunan berat badan.
Berbagai jenis tren diet yang banyak dicoba masyarakat
Diet selalu berhenti setiap beberapa tahun sekali. Tren baru dengan klaim lebih baik dan metode yang cukup rumit kerap menggoda banyak pelaku diet. Berikut beberapa jenis diet yang mulai naik daun.
Diet keto dan turunannya
Diet ketogenic atau keto ada banyak jenisnya. Meski demikian konsepnya tetap sama yaitu mengurangi karbohidrat dan meningkatkan lemak. Protein dikonsumsi dalam jumlah menengah untuk penambah energi.
Diet jenis ini mudah sekali menurunkan berat badan dan air. Pada awal diet seseorang akan mudah merasakan pusing dan lemas meski selanjutnya tubuh bisa menyesuaikan diri.
Diet intermittent
Diet jenis ini mengatur jendela makan dari seseorang. Konsepnya mirip sekali dengan puasa. Makan dimulai sejak siang hari atau sore hingga 6-8 jam setelahnya. Setelah itu tidak boleh makan, tapi masih boleh minum tanpa ada tambahan gula.
Diet pengaturan makro nutrisi (flexible dieting)
Diet dengan pengaturan makro nutrisi ini cukup rumit. Namun, dengan melakukannya Anda bisa dengan mudah menyesuaikan kebutuhan tubuh apakah akan melakukan cutting atau bulking. Diet ini banyak digunakan oleh binaraga atau mereka yang ingin memperbaiki komposisi tubuh.
Diet food combining
Diet jenis food combining ini juga banyak dilakukan di Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu. Konsep dari diet ini adalah menggabungkan beberapa jenis makanan. Misal karbohidrat hanya bisa digabung dengan sayuran. Selanjutnya protein hewani tidak boleh disantap dengan nasi.
Dalam protokolnya seseorang juga disarankan untuk minum perasan jeruk nipis sebangun tidur. Selanjutnya sarapan diganti dengan buah. Oh ya, hampir semua makanan di sini disantap dalam bentuk mentah. Namun, Anda tetap bisa memasak beberapa bahan makanan khususnya jenis protein.
Inilah sedikit ulasan tentang diet dan bagaimana cara menyiasati trennya. Dari beberapa jenis tren diet di atas, adalah yang pernah Anda lakukan untuk tujuan mendapatkan berat badan dan ideal? Semoga ulasan di atas bisa memberikan tambahan informasi yang bermanfaat, ya.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
0 Response to "Gonta-ganti Protokol Diet Karena Tren, Bolehkah?"
Post a Comment